Keutamaan Silaturahmi ( Pengingat Untuk Diri Yang Suka Memutuskan Tali Silaturahim )
Sesungguhnya
silaturahmi merupakan amal shalih yang penuh berkah, dan memberikan
kepada pelakunya kebaikan di dunia dan akhirat, menjadikannya diberkahi
di manapun ia berada, Allah swt memberikan berkah kepadanya di setiap
kondisi dan perbuatannya, baik yang segera maupun yang tertunda.
Keutamaannya sangat banyak, profitnya melimpah, buahnya matang,
pohon-pohonnya baik yang memberikan makanannya di setiap waktu dengan
izin Rabb-nya, diantara keutamaan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Silaturahmi merupakan sebagian dari konsekuensi iman dan tanda-tandanya
dari Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
"
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ,
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ "
"Barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia
memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir maha hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi"
2. Silaturahmi adalah penyebab bertambah umur dan luas rizqi
dari Abu Hurairah ia berkata: Aku mendengar Rasulullah bersabda:
" مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ "
"Barangsiapa yang senang diluaskan rizqinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi"
3. Silaturahmi menyebabkan adanya hubungan Allah swt bagi orang yang menyambungnya
dari Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
"
إَنَّ اللهَ خَلَقَ الْخَلْقَ حَتَّى إِذَا فَرَغَ مِنْهُمْ قَامَتِ
الرَّحِمُ فَقَالَتْ:هَذَا مَقَامُ الْعَائِذُ بِكَ مِنَ الْقَطِيْعَةِ.
قَالَ: َنعَمْ, أَمَا تَرْضَيْنَ أَنْ أَصِلَ مَنْ وَصَلَكَ وَأَقْطَعَ
مَنْ َقطَعَكَ؟ قَالَتْ: بَلَى. قَالَ: فَذَلِكَ لَكَ "
"Sesungguhnya
Allah swt menciptakan makhluk, hingga apabila Dia selesai dari
(menciptakan) mereka, rahim berdiri seraya berkata: ini adalah kedudukan
orang yang berlindung dengan-Mu dari memutuskan. Dia berfirman: "Benar,
apakah engkau ridha jika Aku menyambung orang yang menyambung engkau
dan memutuskan orang yang memutuskan engkau?" Ia menjawab: iya. Dia
berfirman: "Itulah untukmu"
Dan dalam satu riwayat al-Bukhari:
" فَقَالَ اللهُ تعالى: مَنْ وَصَلَكَ وَصَلْتُهُ وَمَنْ قَطَعَكَ قَطَعْتُهُ "
"Allah
swt berfirman: "Barangsiapa yang menyambung engkau niscaya Aku
menyambungnya dan barangsiapa yang memutuskan engkau niscaya Aku
memutuskannya"
4. Silaturahmi merupakan salah satu penyebab utama masuk surga dan jauh dari neraka
dari
Abu Ayyub al-Anshari ra, sesungguhnya seorang laki-laki berkata: Ya
Rasulullah, ceritakanlah kepadaku amalan yang memasukkan aku ke dalam
surga dan menjauhkan aku dari neraka. Maka Nabi saw bersabda:
" تَعْبُدُ اللهَ وَلاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ وَتَصِلُ الرَّحِمَ "
"Engkau
menyembah Allah swt dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi"
(HR Bukhari dan Muslim)
Dan dalam satu riwayat:
" إِنْ تَمَسَّكَ بِمَا أَمَرْتُهُ بِهِ دخَلَ َالْجَّنََّةَ "
"Jika dia berpegang dengan apa yang Kuperintahkan kepadanya niscaya ia masuk surga."
5.
Silaturahmi merupakan ketaatan kepada Allah swt dan ibadah besar, serta
petunjuk takutnya hamba kepada Rabb-Nya, sehingga ia menyambung tali
silaturahmi tatkala Allah swt menyuruh untuk disambung
Allah swt berfirman:
وَالَّذِينَ يَصِلُونَ مَآأَمَرَ اللهُ بِهِ أَن يُوصَلَ وَيَخشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُونَ سُوءَ الْحِسَابِ
"dan
orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya
dihubungkan, dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang
buruk" (QS. Ar-Ra'd :21)
6. Sesungguhnya ganjaran silaturahmi lebih besar dari pada memerdekakan budak
dari
Ummul mukminin Maimunah binti al-Harits radhiyallahu 'anha, bahwasanya
dia memerdekakan budak yang dimilikinya dan tidak memberi kabar kepada
Nabi saw sebelumnya, maka tatkala pada hari yang menjadi gilirannya, ia
berkata: Apakah engkau merasa wahai Rasulullah bahwa sesungguhnya aku
telah memerdekakan budak (perempuan) milikku? Beliau bertanya: "Apakah
sudah engkau lakukan?" Dia menjawab: Ya. Beliau bersabda:
" أَمّا إِنَّكِ لَوْ أَعْطَيتِهَا أَخْوَالَكِ كَانَ أَعْظَمَ ِلأَجْرِكِ "
"Adapun jika engkau memberikannya kepada paman-pamanmu niscaya lebih besar pahalanya untukmu."
7.
Di antara besarnya ganjaran silaturahmi, sesungguhnya sedekah terhadap
keluarga sendiri tidak seperti sedekah terhadap orang lain
dari Salman bin 'Amir ra, dari Nabi saw beliau bersabda:
" الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِيْنِ صَدَقَةٌ وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ اثْنَتَانِ: صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ "
"Sedekah
terhadap orang miskin adalah sedekah dan terhadap keluarga sendiri
mendapat dua pahala: sedekah dan silaturahmi." (HR Tirmidzi)
demikian
pula dengan hadits Zainab ats-Tsaqafiyah radhiyallahu 'anha, istri
Abdullah bin Mas'ud ra, ketika ia pergi dan bertanya kepada Nabi saw:
Apakah boleh dia bersedekah kepada suaminya dan anak-anak yatim yang ada
dalam asuhannya? Maka Nabi saw bersabda:
" لَهَا أَجْرَانِ: أَجْرُ الْقَرَابَةِ وَأَجْرُ الصَّدَقَةِ "
"Untuknya dua pahala, pahala kekeluargaan dan pahala sedekah." (HR Bukhari dan Muslim)
Wahai
saudaraku sesama Islam: termasuk hak keluarga dan kerabatmu adalah
dengan engkau mengunjungi yang sakit dari mereka, membantu yang fakir,
memperhatikan yang membutuhkan dari mereka, mengasihi yang kecil,
membantu anak yatim, menghormati yang besar, dan engkau memberikan
kepada mereka dengan kebaikanmu sebelum kepada selain mereka, engkau
memberikan senyum kepada mereka saat bertemu, lembut berkata-kata
bersama mereka, berbuat baik dalam berhubungan dengan mereka, dalam arti
saling mengunjungi, saling memberi hadiah dan salam, serta saling
mendo'akan.
Wahai saudaraku, perkara ini tidak
berhenti hanya sampai di sini, tetapi engkau harus menyambung hubungan
dengan mereka, sekalipun mereka bersikap kaku dan memutuskan hubungan,
engkau harus tetap bersikap santun kepada mereka, sekalipun mereka bodoh
dan jahil, dengan demikian engkau telah melebihi mereka beberapa
derajat di sisi Allah swt, karena begitu banyaknya kebaikanmu dan
buruknya sikap mereka, serta jahatnya perilaku mereka bersamamu.
Berbuat baiklah kepada manusia niscaya engkau dapatkan hatinya
Sering kali manusia menjadi budak hanya karena perbuatan baik.
Imam
Muslim dan Imam Ahmad rahimahumallah meriwayatkan dari Abu Hurairah ra,
ia berkata: Seorang laki-laki datang kepada Nabi saw seraya berkata: Ya
Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki kerabat yang terus kusambung
hubungan dengan mereka sedangkan mereka memutuskannya, aku berbuat baik
kepada mereka dan mereka berbuat jahat kepadaku, serta mereka bersikap
bodoh kepadaku sedangkan aku selalu bersikap santun kepada mereka,
Beliau bersabda:
" لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ, فَكَأَنَّمَا
تُسِفُّهُمُ الْمَلَّ, وَلاَيَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللهِ ظَهِيْرٌ عَلَيْهِمْ
مَادُمْتَ عَلَى ذلِكَ "
"Jika engkau
benar-benar seperti yang engkau katakan, maka seolah-olah engkau
menaburkan bara panas di wajah mereka, dan senantiasa kemenangan dari
Allah swt menyertaimu terhadap mereka, selama engkau tetap seperti itu."
(HR Muslim)
Wahai saudara yang mulia: sebagian
manusia tidak menyambung hubungan dengan kerabatnya kecuali apabila
mereka menyambungnya, ini pada hakekatnya bukan menyambung tali
silaturahmi, sesungguhnya hal tersebut hanyalah membalas jasa saja,
karena sesungguhnya muru`ah dan fitrah yang sehat menuntut untuk
membalas jasa kepada orang yang berbuat baik kepadamu, sama saja ia
termasuk kerabatmu atau bukan. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash ra
dari Nabi saw beliau bersabda:
" لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ وَلكِنَّ الْوَاصِلَ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا "
"Orang
yang menyambung (tali silaturahmi) bukanlah orang yang membalas jasa,
akan tetapi orang yang menyambung (tali silaturahmi) adalah yang apabila
diputuskan hubungan (silatarrahim)nya, ia menyambungnya" (HR Bukhari,
Abu Dawud dan Tirmidzi)
Dan dari 'Uqbah bin 'Amir ra aku berkata: Ya Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang amalan yang utama, maka beliau bersabda:
" صِلْ مَنْ قَطَعَكَ وَأَعْطِ مَنْ حَرَمَكَ وَأَعْرِضْ عَمَّنْ ظَلَمَكَ "
"Sambunglah
orang yang memutuskan (hubungan dengan)mu, berilah kepada orang yang
tidak memberi kepadamu, dan berpalinglah dari orang yang berbuat zalim
kepadamu" (HR Ahmad)
Wahai saudaraku,
sesungguhnya termasuk dari silaturahmi adalah engkau mengampuni
kesalahan orang lain, dan menutupi kekeliruan. Tiada akal sehat,
keutamaan, dan kecerdasan kecuali engkau menyambung tali silaturahmi
kepada orang yang telah memutuskan, memberi kepada orang yang tidak
pernah memberi kepadamu, memaafkan kepada orang yang berbuat zalim
kepadamu, dan bersikap santun kepada yang bodoh terhadapmu. Maka akan
semakin bertambah kecerdasan, membesar keutamaan, dan meninggi jiwa
ketika engkau berbaik sangka (husnuz zhan) dengan mereka, dan melihat
pada kekeliruan mereka dengan pandangan orang yang mulia lagi toleran.
Hendaklah
kita bertaqwa kepada Allah swt, takut terhadap murka dan siksa-Nya, dan
hendaklah kita menyambung silaturahmi kita, Firman Allah swt:
وَأُوْلُوا اْلأَرْحَامِ بَعْضُهُمْ أَوْلَى بِبَعْضٍ فِي كِتَابِ اللهِ
"Dan
orang-orang yang mempunyai hubungan darah satu sama lain lebih berhak
(waris mewarisi) di dalam Kitab Allah" (QS. Al-Ahzab: 6)
Sesungguhnya
memutuskan tali silaturahmi merupakan dosa besar yang Allah memberikan
ancaman kepada pelakunya dengan berbagai siksaan dan hukuman, baik di
dunia maupun di akhirat. Bagaimana tidak, padahal Rasulullah telah
bersabda:
" اَلرَّحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَقُوْلُ: مَنْ وَصَلَنِي وَصَلَهُ اللهُ وَمَنْ قَطَعَنِي قَطَعَهُ اللهُ "
"Rahim
bergantung di Arys seraya berkata: Barangsiapa yang menyambung
hubunganku niscaya Allah swtmenyambungnya, dan barangsiapa yang
memutuskan aku niscaya Allah swt memutuskan hubungan dengannya" (HR
Bukhari dan Muslim)
Maka orang yang memutuskan
tali silaturahmi terputus dari Allah swt, dan siapa yang Allah swt
putuskan hubungan dengannya, maka kebaikan apakah yang bisa
diharapkannya, dan keburukan apakah yang ia bisa aman darinya, baik di
dunia maupun di akhirat selama ia masih memutuskan tali silaturahmi?
Dari Abu Bakrah radari Nabi saw beliau bersabda:
" مَا مِنْ
ذَنْبٍ أَحْرَى أَنْ يُعَجِّلَ اللهُ لِصَاحِبِهِ الْعُقُوْبَةَ فِي
الدُّنْيَا مَعَ مَا يُدَّخَرُ لَهُ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْبَغْيِ
وَقَطِيْعَةِ الرَّحِمِ "
"Tidak ada dosa yang
Allah swt lebih percepat siksaan kepada pelakunya di dunia, serta yang
tersimpan untuknya di akhirat selain perbuatan zalim dan memutuskan tali
silaturahmi" (HR Tirmidzi)
Saudaraku yang
mulia: apabila hal itu sudah diketahui, maka ketahuilah, sesungguhnya
memutuskan hubungan silaturahmi –semoga Allah swt melindungi kita semua-
termasuk penyebab terhapusnya hati, butanya mata hati, dan terhalang
dari mendapatkan ilmu yang bermanfaat, bahkan terhalang dari mendapat
semua kebaikan, kehidupan orang yang memutuskan silaturahmi akan menjadi
susah, tidak ada yang menyukai dan menyebutnya, dan apabila ia disebut
orang, maka dengan pembicaraan yang buruk dan sifat yang jelek.
Dikarenakan memutus silaturahmi termasuk kerusakan di muka bumi, maka
Allah telah memutuskan kepada pelakunya dengan mendapat kutukan dan
hukuman yang segera (di dunia) dan tertunda (di akhirat), Firman Allah
swr:
" فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي
اْلأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ
اللهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ "
"Maka
apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan dimuka
bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan Mereka itulah orang-orang yang
dila'nati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya
penglihatan mereka" (QS. Muhammad :22-23)
Dan firman Allah swt:
"
وَالَّذِينَ يَنقُضُونَ عَهْدَ اللهِ مِن بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ
مَآ أَمَرَ اللهُ بِهِ أَن يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي اْلأَرْضِ
أُوْلَئِكَ لَهُمُ الْلَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ "
"Orang-orang
yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan
apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan
kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi
mereka tempat kediaman yang buruk (jahannam)" (QS. Ar-Ra'd:25)
Dan diriwayatkan dari Nabi saw, sesungguhnya beliau bersabda:
"
إِذَا ظَهَرَ الْقَوْلُ وَخزن الْعَمَلُ وَائْتَلَفَتِ اْلأَلْسُنُ
وَتَبَاغَضَتِْ الْقُلُوْبُ وَقَطَعَ كُلُّ ذِي رَحِمٍ رَحِمَهُ فَعِنْدَ
ذلِكَ لَعَنَهُمُ اللهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ "
"Apabila
nampak ucapan dan tersimpan amal ibadah, kesepakatan nampak di lidah
dan hati saling membenci, serta setiap orang yang mempunyai keluarga
memutuskannya, maka ketika itulah Allah saw mengutuk mereka, menulikan
mereka, dan membutakan mata mereka" (HR Thabrani)
Dan
diriwayatkan bahwa orang yang memutuskan tali silaturahmi, amalannya
tidak akan diterima, dari Abu Hurairah ra ia berkata: Aku mendengar
Rasulullah saw bersabda:
" إِنَّ أَعْمَالَ بَنِي آدَمَ تُعْرَضُ كُلَّ خَمِيْسٍ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ فَلاَ يُقْبَلُ عَمَلُ قَاطِعِ رَحِمٍ "
"Sesungguhnya
amal ibadah manusia diperlihatkan setiap hari Kamis malam Jum'at, maka
tidak diterima amal ibadah orang yang memutuskan hubungan silaturahmi"
(HR Ahmad)
Tahukah engkau, wahai saudaraku yang
mulia, tentang kerugian orang yang memutuskan hubungan tali
silaturahmi, oleh karena itu janganlah engkau termasuk dari mereka,
bahwasanya orang yang memutuskan silaturahmi membawa dirinya untuk tidak
dikabulkan doanya. Diriwayatkan bahwa Ibnu Mas'ud ra pada suatu hari
duduk setelah Subuh dalam sebuah halqah, lalu berkata: Aku meminta
kepada orang yang memutuskan silaturahmi agar berdiri meninggalkan kami,
karena kami ingin berdoa kepada Rabb dan bahwasanya pintu langit akan
tertutup dikarenakan oleh orang yang memutuskan silaturahmi.
Maka
janganlah engkau membawa dirimu, wahai miskin, sehingga doamu ditolak
tatkala berdoa kepada Allah saw. Orang yang memutuskan tali silaturahmi
juga membuat sial masyarakat yang dia tinggal padanya, dari Abdullah bin
Abi Aufa ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
" لاَ تَنْزِلُ الرَّحْمَةُ عَلَى قَوْمٍ فِيْهِمْ قَاطِعُ رَحِمٍ "
"Rahmat tidak akan turun kepada kaum yang padanya terdapat orang yang memutuskan tali silaturahmi" (HR Muslim)
Dan
orang yang memutuskan tali silaturahmi terancam tidak bisa masuk surga,
dari Abu Muhammad Jubair bin Muth'im ra, dari Nabi saw beliau bersabda:
" لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ "
"Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan (silaturahmi)" (HR Bukhari dan Muslim)
No comments:
Post a Comment